Video Tektonik

Clock

Rabu, 23 Mei 2012

Pasar Terapung Muara Kuin

Pasar Terapung Muara Kuin
Posted by deborneo15 on March 20, 2010
http://deborneo15.files.wordpress.com/2010/03/pasar-terapung2.jpg?w=300&h=224
pasar terapung
Kalau sering nonton RCTI, mungkin kamu pernah melihat satu klip video yang menceritakan orang yang berjualan menggunakan perahu dan ujung-ujung ada nenek yang mengacungkan jempolnya tanda ok. Yups, itulah sekelumit gambaran pasar terapung.
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, katanya kota satu-satunya yang memiliki pasar terapung di Indonesia. Jadi rugi banget, kalau berkunjung ke Banjarmasin, ngga mampir ke obyek wisata yang satu ini. Disebut pasar terapung, karena para pedagang yang berjualan di pasar ini menawarkan dagangannya dengan menggunakan ’jukung’ (perahu kecil khas Banjar). Begitu juga, bagi yang mau membeli juga harus menggunakan ’jukung’.
Kehadiran pasar terapung sendiri tidak lepas dari sejarah kota Banjarmasin. Pada tahun 1526, Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi sungai Kuin dan Barito yang kemudian menjadi cikal bakal kota Banjarmasin. Di tepian sungai ini pula pusat perdagangan tradisional mulai berkembang.
Selain pasar terapung di Muara Kuin Banjarmasin, pasar terapung lainnya adalah di Lok Baintan yang berada di atas Sungai Martapura. Tapi pasar terapung ini tidaklah sepopuler Muara Kuin Banjarmasin mungkin dikarenakan lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota.
Aktivitas pasar ini dimulai dari jam 3.30 wita sampai ketika matahari mulai muncul sekitar jam 6.30 wita. Jadi jangan coba-coba, datang kesana di luar jam itu, dijamin bakalan sepi. Jukung-jukung sarat dengan muatan barang dagangan seperti sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga hilir mudik berseliweran.
Untuk mencapai pasar ini sangat mudah karena pasarnya berada di kota. Bahkan jaraknya dari rumahku cuman 20 menit naik motor. Tapi kalau kamu bisa naik taxi atau mobil ke dermaga kecil jukung di daerah Kuin.
Eksotisme pasar terapung baru akan terasa jika kamu berada diantara mereka. Sewalah sebuah perahu kelotok yang akan mengantar kamu ke pasar terapung. Ongkos sewanya tergantung negosiasi, berkisar antara 50-70 ribu rupiah berdasarkan jumlah penumpang. Dari dermaga, perahu didayung menyusuri sungai Kuin yang bermuara di sungai Barito. Berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng dimainkan gelombang sungai Barito. Hem .. pengalaman yang mendebarkan .. terutama bagi yang ngga bisa berenang hahaha *menertawakan diri sendiri
Meski kamu tidak belanja sayuran, namun kamu juga dapat membeli makanan siap santap seperti soto Banjar dan pisang goreng. Penjual soto Banjar ini juga menggunakan perahu untuk menjajakan dagangannya. Kamu cukup mendekati warung terapung tersebut, dengan menggunakan jukung. Dan setelah dekat kamu tinggal naik ke jukung warung tersebut dan pesan deh. Dan jukung kamu bakal parkir disebelahnya. Atau menikmati makanan-makanan kecil yang disebut ‘wadai’ dalam bahasa Banjar. Uniknya, penjual dan pembeli tetap berada pada jukung masing-masing. Merapat sedikit. Nanti penjual akan memberi kamu sebuah kayu kecil yang ujungnya ada pakunya. Nah .. paku itu berfungsi untuk mengambil wadai di jukung penjual. Tinggal ditancapkan aja .. hufh persis seperti mancing, tapi kalau yang ini ngga perlu umpan hehehe .. Hhmmm, menikmati sarapan pagi dalam perahu kelotok di atas sungai Barito atau Martapura merupakan kenikmatan yang tiada tara. Berminat mencoba?
SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL
SERBA-SERBI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN NEGERI BANJAR DAN SEKITAR DIY SERTA HIDAYAT KEROHANIAN DAN PERNIK-PERNIK KEHIDUPAN UMUMNYA
SABTU, 25 JULI 2009
Pasar Terapung
PASAR TERAPUNG
Oleh: Drs. H. Ramli Nawawi
Pasar Terapung Kalimantan Selatan memang unik di benak masyarakat luar Kalimantan. Kalau kita lagi berada di luar daerah tidak jarang ditanya apa tidak takut jatuh masuk air. Pertanyaan yang memberi kesan bahwa mereka banyak memperhatikan dan tertarik dengan keadaan sebenarnya dari Pasar Terapung yang mereka sering lihat di tayangan televisi tersebut.
Keberadaan Pasar Terapung di muara Kuwin memang tumbuh bersamaan dengan adanya komune-komune yang secara tetap mendiami daerah sekitarnya. Karena itu kalau kita melihat ke belakang, Kuwin adalah perkampungan yang menjadi pusat hunian awal masyarakat dagang yang mendiami kawasan ini.
Pedagang-pedagang Melayu memang ada sejak sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar, mereka membuat pemukiman di sekitar muara Kuwin. Mereka hidup berdampingan dengan suku-suku Dayak yang ada di sekitarnya. Masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut Patih.
Di samping Patih Masih (Masih dalam bahasa Ngaju berarti Melayu) pimpinan kelompok orang Melayu, terdapat pula Patih Kuwin, Patih Balit, Patih Muhur, dan Patih Balitung. Dengan demikian di areal muara Sungai Kuwin dan sekitarnya terdapat lima kelompok suku bangsa yang hidup berdampingan secara damai. Keberadaan masyarakat dan kontak antar kelompok yang mendiami lokasi yang menjadi cikal bakal kota Kerajaan Banjar inilah yang melahirkan pasar di muara Sungai Kuwin, yang sekarang dikenal sebagai Pasar Terapung.
pasar yang berlangsung di atas berpuluh-puluh perahu berbagai jenis ini lahir secara alamiah. Kondisi alam Banjar yang dikenal sebagai negeri beribu sungai ini memang waktu dulu hanya memiliki prasarana transportasi sungai. Sehingga barang dagangan berupa hasil bumi dan kebun yang dibawa penduduk dari arah hulu sangat mudah dibawa dengan menggunakan perahu.
Demikian pula para pedagang di muara Sungai Kuiwn yang menjual barang-barang seperti kain, barang pecah belah, tembakau dan lain sebagainya yang diperoleh dari pedagang dari Jawa, Makassar, maupun beberapa pelabuhan di Sumatera, untuk bisa cepat dan mudah mendapat pembeli juga menggelar dagangannya dengan perahu di sungai.
Demikian pasar di muara Sungai Kuwin bertambah semakin hidup dan ramai ketika lahir Kerajaan Banjar dengan dirajakannya Pangeran Samudera oleh para patih yang dipelopori oleh patih Masih pada tahun 1526.
Pasar di atas perahu yang kemudian termasuk dalam kawasan Bandar Masih yang menjadi pusat Kerajaan Banjar termasuk salah satu aset sebuah ibukota kerajaan, di samping sebuah istana menghadap lapangan atau pekarangan luas, serta sebuah masjid.
Kini kita hanya ditinggali warisan berupa sebuah Masjid Sultan Suriansyah dan Pasar Terapung. Sementara keberadaan istana sudah hilang karena terbuat dari bahan kayu yang bisa jabuk dan terbakar. Sedangkan sebuah lapangan atau pekarangan luas hilang dalam perjalanan jaman karena banyak orang perlu areal tanah untuk bangunan rumah. Pasar di atas air yang kini disebut sebagai Pasar Terapung memang sudah berlangsung lama. Ketika pemerintah menetapkan sektor pariwisata sebagai aset untuk meningkatkan devisa negara, maka sejak tahun 1980-an Pasar Terapung ikut mendapat perhatian untuk dijual kepada wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pasar Terapung kemudian menjadi terkenal menasional. Faksi-faksi yang berkepentingan ikut memanfaatkan aset unik ini. Dalam perkembangan kemajuan pembangunan dan teknologi hingga saat ini sudah pula tersedianya jalan darat yang menjangkau pedesaan dan mudahnya mendapatkan kendaraan bermotor membuat adanya alternatif lain untuk memasarkan barang dagangan dari pedesaan, maupun untuk membeli barang keperluan lainnya.

Namun orang Banjar terutama mereka yang mendiami pemukiman yang berada di sepanjang muara Sungai Barito dan sekitarnya tetap akan berkegiatan jual beli hasil bumi dan barang–barang keperluan hidupnya lewat parasarana transportasi air, dan tetap akan menghidupkan kegiatan Pasar Terapung yang bagi orang luar keberadaannya unik ini. (HRN).
Pasar Terapung merupakan salah satu pasar tradisional rakyat terunik yang ada di Indonesia. Kenapa dikatakan unik? Pasar ini tidak seperti pasar rakyat umumnya yang berada di darat, sesuai nama nya, “terapung” pasar ini terletak di atas sungai, para penjual nya menjajakan dagangan dengan menggunakan “jukung” atau dalam bahasa Indonesia umum nya kita sebut sebagai perahu. Yang uniknya lagi, proses transaksi jual beli yang terjadi di pasar ini bukan hanya menggunakan “uang” namun juga bias dengan “barter”.
Menurut sejarah, Pasar Terapung Muara Kuin adalah pasar yang legendaris. Pasar ini ada sejak Kerajaan Banjar berdiri tahun 1526. Namun ada versi lain yang meyakini pasar Muara Kuin sudah ada jauh sebelum Kerajaan Banjar berdiri.
Asal muasal pasar ini adalah dari tradisi masyarakat Kalimantan Selatan yang senang berperahu. Pada masa lampau, sungai merupakan pusat kehidupan masyarakay Banjar. Sarana transportasi utama pada kala itu adalah melalui sungai, karena jalan darat masih belum banyak.

Namun sungguh disayangkan menurut data terakhir, jumlah pedagang di pasar Terapung kian menurun, dari data tahun 2011, hanya tersisa kurang lebih 125 pedagang di pasar terapung, jumlah ini jauh merosot dibandig tahun tahun sebelumnya.
Hal ini tidak terlepas dari pergesaran karekter pembeli dan fungsi utama dari pasar ini. Dibandingkan dengan 20 tahun yang lalu, terdapat perubahan karakter pembeli, dahulu kebanyakan pembeli di pasar terapung untuk keperluan dapur. Sekarang justru orang seperti itu makin sedikit, lebih banyak pedagang yang akan mengecerkan atau berdagang di pasar darat.
Selain itu fungsi utama pasar ini yang awalnya sebagai tempat transaksi berubah menjadi area wisata, dan pada umumnya para wisatawan hanya dating untuk menikmati keunikan dan keindahan pasar ini tanpa membantu berputarnya roda jual beli di pasar terapung.
Yang tidak kalah pentingnya adalah tergeser nya pasar tradisional ini akibat pembangunan darat yang kian pesat. Pembangunan tersebut mengakibatkan menurun nya jumlah sungai di Kota Banjarmasin yang awal nya 400 sungai sekarang hanya tersisa 100 sungai. Dengan menurunnya jumlah sungai, akses dari kota menuju Sungai Barito di mana pasar Terapung berada kian minim, hal ini mengakibatkan makin terlupakannya pasar tradisionalahttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh09QkF67C-iy0PfXnapZmvTTAufTUwcAQVVqra3TpRqloX-H14fLdAmr4kBB3YDKTei8x11YVfYE8__3G6oWf4L90iTOFiCo65mN3HOCldeM8kD0Sl_ox1IZ7LbUeBsoq-P5hrVAIYbbo/s1600/pasar+apung.jpgal ini.

1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More